Sabtu, 06 Maret 2010

Misteri Mokele Mbembe - makhluk misterius dari danau Tele

Ivan Sanderson dan rekannya Gerald Russel melihat air sungai mulai beriak dengan liar. Perahu mereka berguncang dengan keras. Dari dalam air yang gelap tidak jauh dari mereka, perlahan-lahan muncul sesosok makhluk berkepala seperti kadal dengan leher yang panjang, seakan-akan ia baru saja muncul dari masa lampau. Makhluk itu menatap Sanderson dan Russel dengan tatapan dingin selama beberapa detik, lalu menghilang kembali kedalam air. Sanderson bergidik, Itukah Mokele Mbembe yang legendaris itu ?


Lebih dari 200 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1776, seorang misionaris Perancis bernama Abbe Lievain Bonaventura menemukan sebuah jejak misterius di tanah. Jejak itu memiliki lingkar sepanjang kurang lebih satu meter dan memiliki tiga cakar. Masing-masing jejak berjarak sekitar dua meter. Apabila melihat besarnya lingkaran jejak tersebut, maka hewan ini dipastikan lebih besar dibanding seekor gajah. Tapi masalahnya satu, Gajah tidak memiliki cakar.

Itulah laporan pertama yang terdokumentasi mengenai makhluk legendaris Mokele Mbembe.

Makhluk misterius ini dipercaya hidup di danau Tele dan aliran sungai Likouala yang menuju danau Tele di wilayah Kongo, Afrika. Sama seperti saudaranya Nessie dari Skotlandia, Mokele Mbembe juga dipercaya sebagai makhluk prasejarah yang sanggup bertahan terhadap perubahan zaman.

Namanya yang unik berasal dari bahasa Lingala yang berarti "sesuatu yang menghentikan aliran sungai". Menurut para saksi mata, makhluk ini memiliki ciri-ciri tubuh sebesar gajah kecil atau badak besar, leher panjang, ekor panjang dan kepala yang kecil. Warnanya coklat bercampur abu-abu dan dipercaya sebagai herbivora. Beberapa saksi mata lainnya melaporkan melihat surai di belakang lehernya. Penduduk lokal juga mengatakan bahwa makhluk ini membuat takut hewan lainnya di sungai dan suka membalikkan perahu penduduk lokal yang sedang melintas.


Berita mengenai makhluk ini sampai ke dunia barat lewat para pedagang Inggris yang mampir ke Afrika. Mereka mendengar tentang makhluk ini dari penduduk lokal dan menyampaikannya dari mulut ke mulut hingga sampai ke telinga para penjelajah dan kolektor hewan langka dari dunia barat.

Peristiwa perjumpaan dengan makhluk ini yang menggemparkan terjadi pada tahun 1932. Ahli cryptozoology dari Inggris bernama Ivan Sanderson bersama rekannya Gerald Russel yang melakukan ekspedisi ke Kongo menemukan sekumpulan jejak besar seperti kuda nil. Namun wilayah tempat ia menemukan jejak tersebut tidak memiliki kuda nil, karena itu Sanderson beranggapan bahwa jejak itu pasti bukan milik kuda Nil. Penduduk lokal lalu memberitahu Sanderson bahwa jejak itu milik makhluk yang bernama "Mgbulu eM'bembe".

Kemudian, ketika Sanderson dan Russel sedang bersiap menuju sungai Mainyu, mereka mendengar suara raungan aneh yang mengerikan muncul dari sebuah gua dekat sungai.

"Itu adalah suara paling menakutkan yang pernah saya dengar. Bunyinya seperti sebuah gempa yang bersiap muncul dan meledak." Kata Sanderson.

Menyusul suara itu, Sanderson dan Russel melihat air sungai mulai beriak, lalu seekor makhluk berwarna gelap dengan kepala seperti kadal dan leher panjang muncul dari dalam air. Makhluk itu hanya memandangi Sanderson dan rekannya selama beberapa detik, Lalu menyelam kembali ke dalam sungai dan menghilang. Sanderson kemudian mengomentari pengalaman itu dengan kata-kata berikut :

"Kami tidak tahu apa yang kami lihat, namun makhluk itu seakan-akan membakar retina mataku. Makhluk itu terlihat seperti sesuatu yang seharusnya sudah mati jutaan tahun yang lalu. Sebagai ilmuwan, aku seharusnya senang, namun perjumpaan itu begitu mengerikan sehingga aku tidak ingin menjumpainya lagi."

Ekspedisi lain yang cukup menghebohkan terjadi pada tahun 1983. Saat itu Marcellin Agnagna, seorang Zoologist dari kebun binatang Brazzavilles memimpin ekspedisi ke danau Tele. Pada saat seorang rekannya sedang membersihkan lumpur yang melekat di badannya di pinggir danau Tele, makhluk itu muncul dari dalam air. Agnana mendengar teriakan rekannya dan segera berlari ke danau. Ia melihat makhluk itu bergerak kesana kemari di dalam air selama 20 menit. Ia memperkirakan makhluk itu memiliki panjang 5 meter. Warna depan tubuhnya coklat, sedangkan bagian belakangnya berwarna hitam mengkilat. Agnagna juga mendeskripsikan makhluk itu memiliki kepala seperti buaya, mirip dengan deskripsi Sanderson.

Tahun 1985, William Gibbons yang mengadakan ekspedisi ke danau Tele mendapatkan informasi bahwa pada tahun 1959, suku pigmi yang berdiam disekitar danau itu berhasil menangkap seekor makhluk raksasa tidak dikenal. Mereka memotong-motong makhluk itu dan memakannya. Menurut cerita, semua orang dari suku pigmi yang memakan makhluk itu meninggal dengan misterius tidak lama setelahnya. Namun menurut mereka, masih ada dua makhluk raksasa seperti itu yang masih hidup di danau Tele. Hal ini membuat Gibbons berkesimpulan bahwa ada sekelompok Mokele Mbembe di danau Tele. Argumen ini cukup masuk akal mengingat penampakan makhluk ini telah dimulai sejak 1776.

Tahun 1992, William Gibbons kembali ke danau Tele bersama penjelajah bernama Rory Nugent. Mereka menjelajah sungai Bai, danau Fouloukuo dan danau Tibeke yang tidak tercantum di peta. Rory Nugent mengaku melihat sesuatu yang berbentuk kepala muncul dari dalam danau. Tapi apakah itu kepala Mokele Mbembe atau bukan, tidak bisa dipastikan.


Pertanyaan mengenai identitas Mokele Mbembe telah mengganggu para peneliti selama lebih dari seratus tahun. Makhluk jenis apakah ini ? Beberapa peneliti menyatakan teori kalau penduduk lokal mungkin salah mengidentifikasi seekor gajah. Namun Roy Mackal, seorang ahli Cryptozoolgy ternama menolak teori salah identifikasi ini. Menurutnya, laporan penampakan datang dari berbagai saksi yang kredibel dengan berbagai latar belakang.

Menariknya adalah, pada tahun 1960-an, seorang herpetolog muda bernama James Powell yang tertarik dengan kisah ini mengadakan perjalanan ke Kongo. Di tempat itu, ia bertemu dengan seorang saksi mata yang pernah berjumpa dengan Mokele Mbembe. Powell lalu menunjukkan kepadanya beberapa gambar hewan-hewan besar. Ketika sampai kepada gambar Diplodocus, salah satu jenis Sauropoda, saksi itu mengenalinya sebagai Mokele Mbembe.

Walaupun hingga sekarang para ilmuwan belum berhasil menemukan bukti otentik keberadaan makhluk ini, namun pertanyaan penting yang harus diajukan kepada mereka yang meragukan keberadaan Mokele Mbembe adalah : Apakah suku pigmi dan penduduk lokal Kongo berkonspirasi untuk membuat sebuah hoax ? I don't think so !

Tapi seperti makhluk Cryptozoology lainnya, Mokele Mbembe akan terus dipandang skeptis oleh sebagian besar orang. Selama kita belum menangkap makhluk ini hidup atau mati, semua orang akan tetap beranggapan makhluk ini hanyalah sebuah mitos atau sebuah lelucon sama seperti makhluk-makhluk danau lainnya di seluruh dunia.


(xfile-enigma.blogspot.com)

Penampakan Naga diatas langit Himalaya

Pada tanggal 22 Juni 2004, seorang fotogtafer amatir sedang mengadakan perjalanan menuju wilayah Amdo di tibet untuk menghadiri perayaan pembukaan jalur kereta api Qinghai-Xizang. Kemudian, Setelah menghadiri acara tersebut, ia naik pesawat pulang dari Lhasa. Ketika pesawat itu melintasi pegunungan Himalaya, ia mengambil kamera dan memotret langit Himalaya yang indah. Tanpa disadarinya, fotonya menangkap dua objek berbentuk naga didalamnya. Ia menyebut objek itu "Naga Tibet".

Apabila kita melihat foto tersebut, kita dapat melihat dua objek yang berbentuk badan ular dan tertutupi oleh sisik. Walaupun foto itu tidak menangkap objek tersebut secara lengkap, namun cukup untuk menduga bahwa dua objek tersebut adalah citra dari dua ekor naga raksasa yang sedang terbang diatas langit diantara awan-awan. Foto ini kemudian diposting di forum-forum berita di internet seperti Baidu.com dan Epochtimes.com, dua diantara media terkemuka di Cina. Dan seperti sudah diduga, foto ini menimbulkan banyak diskusi dan perdebatan di dunia maya. Seorang pria berkomentar,"Tidak heran, Cina adalah tanah air dari naga ! Alam sungguh-sungguh misterius."

Dalam kebudayaan Cina, Naga adalah makhluk misterius yang diakui turun-temurun sebagai simbol bangsa Cina. Dalam catatan-catatan dinasti kuno Cina, naga dikatakan sering muncul ketika terjadi pergantian dinasti-dinasti di bumi. Apakah makhluk ini benar-benar ada, masih belum ada yang bisa menjawabnya. Namun dalam catatan-catatan Cina kuno, terdapat banyak kesaksian dari orang-orang yang mengaku pernah menyaksikan naga mistik. Salah satu yang paling misterius dari peristiwa yang pernah dicatat adalah peristiwa "naga yang berjatuhan". Tercatat bahwa terkadang masyarakat dapat menyaksikan adanya naga yang jatuh ke tanah dalam kondisi tertentu.

Peristiwa termodern menyangkut peristiwa ini adalah pada Agustus 1944. Seekor naga hitam diberitakan jatuh ke tanah di desa Weizi di halaman rumah keluarga Chen, sekitar 9,4 mil barat laut wilayah Zhaoyuan, di sebelah selatan sungai Mudan di propinsi Heilongjiang. Naga hitam itu ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Para saksi mata mengatakan bahwa makhluk ini memiliki tanduk di atas kepalanya, sisik yang menutupi seluruh tubuhnya dan memiliki bau seperti ikan yang menarik lalat untuk mengerumuninya.

"Naga Tibet" sepertinya tidak akan berhenti membuat kita bertanya-tanya. Apakah makhluk misterius tersebut benar-benar ada?

(xfile-enigma.blogspot.com)

Arkeolog Cina berhasil menemukan makam kaisar Cao Cao

Sebelumnya kita hanya mengenalnya lewat novel ternama "Romance of the three kingdoms" atau film blockbuster "Red Cliff". Kali ini, Jenderal Cao Cao yang perkasa kembali muncul ke permukaan setelah para arkeolog Cina mengumumkan bahwa mereka mungkin telah menemukan makam pemimpin yang legendaris tersebut.


Kompleks pemakaman yang ditemukan diperkirakan berusia sekitar 1.800 tahun dan dipercaya merupakan tempat peristirahatan terakhir Cao Cao, seorang jenderal cerdas dan pemimpin pada abad ke-3 yang sering ditampilkan dalam kisah-kisah rakyat sebagai politisi yang licik.

Kompleks tersebut ditemukan di desa Xigaoxue di dekat kota Anyang, Propinsi Henan, dan memiliki luas 8.000 kaki persegi. Didalamnya ada terowongan sepanjang 130 kaki yang menuju ke sebuah ruang bawah tanah.


Menurut para sejarawan, kepandaian militer dan politik Cao Cao telah membuat ia mampu membangun negara Wei yang dianggap sebagai negara terkuat dan termakmur di Cina selama periode tiga kerajaan (208 - 280 M) dimana saat itu Cina terbagi kedalam tiga wilayah yang berbeda.

Dalam makam itu ditemukan jasad dua perempuan dan seorang pria serta lebih dari 250 relik selama penggalian yang berlangsung selama satu tahun belakangan.

Jasad pria itu diidentifikasi sebagai seorang pria berumur 60an. Sedangkan dua jasad perempuan itu diperkirakan berusia 50an dan 20an.

Menurut para ahli, jasad pria tersebut adalah Cao Cao yang meninggal pada tahun 220 Masehi di usia 65 tahun. Sedangkan dua mayat perempuan lainnya diduga sebagai permaisuri dan pelayannya.

Di dalam kompleks pemakaman tersebut juga ditemukan lukisan-lukisan batu yang menampilkan kehidupan sosial masyarakat masa Cao Cao. Lalu ditemukan juga sebuah lempengan batu yang berisi ukiran mengenai obyek-obyek kurban dan beberapa barang lain yang dianggap sebagai milik pribadi Cao Cao.


Sebelumnya, sebuah lempengan batu bertuliskan "Raja Wu dari Wei", yaitu gelar yang diberikan kepada Cao Cao setelah ia meninggal, sempat dicuri dari makam tersebut, namun pihak yang berwajib berhasil mendapatkannya kembali.

"Lempeng batu bertuliskan gelar tersebut adalah bukti terkuat yang kami miliki bahwa makam itu adalah milik Cao Cao." Kata Liu Qingzhu, arkeolog dari Chinese Academy of Social Sciences.

"Kami percaya tidak ada satu orangpun yang dapat memiliki relik yang bertuliskan mengenai Cao Cao di dalam sebuah makam sebanyak itu, kecuali, tentu saja makam itu milik Cao Cao sendiri."

Cao Cao yang kita kenal lewat buku-buku dan film adalah pemimpin terakhir dinasti Han timur sebelum akhirnya membentuk negara sendiri pada periode kekacauan politik masa tiga kerajaan.

Ia meninggal pada tahun 220 Masehi di Luoyang, sebuah kota di timur dinasti han dan dianugerahkan gelar sebagai kaisar negara Wei yang didirikannya.

Ayahnya adalah anak adopsi dari kasim kepala di pengadilan kerajaan dan Cao adalah seorang komandan sebuah pasukan kecil sebelum ia diangkat sebagai jenderal setelah berhasil memadamkan pemberontakan yang mengancam kerajaan Han.

Karakter yang menampilkan Cao Cao sering digambarkan sebagai seorang berandalan yang licik dalam novel ternama "Romance of The Three Kingdoms". Karakternya yang licik ini begitu terkenal di Cina sehingga bahkan dijadikan pepatah yang berbunyi "Jika kamu membicarakan Cao Cao, maka Cao Cao akan datang". Selain sebagai jenderal, Cao Cao juga dikenal sebagai seorang penyair.

Kuburan tersebut ditemukan dengan tidak sengaja pada Desember 2008 ketika seorang pekerja dekat Kilin sedang menggali lumpur untuk membuat batu bata. Penemuan itu tidak dilaporkan kepada pemerintah dan pejabat lokal baru mengetahui mengenai penemuan itu ketika lempeng batu yang bertuliskan gelar Cao Cao disita dari seorang penjarah makam.

(dailymail.co.uk,xfile-enigma.blogspot.com)

Jumat, 05 Maret 2010

Bali in action- Setelah penat dalam ulangan semester 1, arek-arek kelas 8 sepidela melakukan kegiatan studytour di Pulau Bali. Berbagai obyek terkenal di Bali semuanya dikunjungi, termasuk Pulau Dewata, GWK (Garuda Wisnu Kencana) yang terdapat patung dewa Wisnu mengendarai Garuda, Museum Bajrasandi, Danau Bedugul, d.l.l. Rombongan menginap di salah satu Hotel di Denpasar, Bali. Setelah itu, rombongan pulang pada hari Sabtu, tepatnya tanggal 05 Januari 2010. Kami pulang membawa oleh-oleh untuk keluarga masing-masing dan melupakan Bali, serta kembali belajar seperti biasanya. Thank's for all plends!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Powered By Blogger
 
Copyright © 2010 MUHAMMAD NOOR | Design : Noyod.Com | Images : Red_Priest_Usada, flashouille